Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
* Subjek / Subyek (S)
* Predikat (P)
* Objek / Obyek (O)
* Keterangan (K)
Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh kalimat Lengkap :
* Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
* Si Jarwo (S) Pergi (P)
* PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap :
* Selamat sore
* Silakan Masuk!
* Kapan menikah?
* Hei, Kawan...
Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
* Ayah membeli daging
* Kadir merayu gadis desa
* Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
* Adik menangis
* Umar berantem
* Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu Malang
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
Contoh kalimat Pasif :
* Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
* Ayam dipukul Kucing
* Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay
Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
1. Mengubah awalan pada Predikat, Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
2. Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya, Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.
Senin, 26 Desember 2011
Cara Mengelola Keuangan dengan Prioritas
Terkadang kita mesti dihadapkan pada sebuah permasalahan klasik dimana kita selalu mengalami defisit uang persediaan setiap di akhir bulan.
Sebagai anak kost, hehehee, tentunya uang yang diberikan orang tua untuk memenuhi semua kebutuhan hidup kita hampir bisa dikatakan tidak mungkin cukup bagi sebagaian kalangan, khususnya bagi mereka-mereka yang memang mendapat jatah uang yang sedikit.
Lalu, bagaimana solusinya ?
Konsepnya sangat sederhana, karena berapa pun uang yang kita miliki itu tidak akan berarti jika kita salah dalam mengelolanya. Yang dibutuhkan dalam memgelola uang persediaan bukanlah bagaimana kita bisa mendapatkan uang yang banyak untuk dapat kita manfaatkan, melainkan bagaiamana gaya hidup kita dalam menggunakan uang kita tersebut.
Semestinya, uang yang kita terima dari para orang tua kita haruslah benar-benar kita manfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan hidup kita, bukan sesuai dengan keinginan hidup kita. Menjadi anak kost seperti saya bukan lah sebuah tetap yang harus kita lakukan untuk selamanya, karena hidup anak kost seperti ini hanyalah sebuah transit sebelum kita merasakan hidup yang sebenar-benarnya hidup kita setelahnya. Yang kita perlukan hanyalah hidup untuk bertahan hidup, bukan hidup untuk mengembangkan hidup.
Selanjutnya, beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk lebih meningkatkan kualitas manajerial kita dalam mengelola keuangan pribadi kita (khususnya sebagai anak kost) seperti :
1. Biasakanlah untuk lebih rasional dalam mengutamakan kebutuhan daripada keinginan dalam hidup kita.
2. Gunakan uang kita hanya pada kebutuhan yang benar-benar kita perlukan.
3. Biasakan diri kita untuk menabung.
4. Cari sumber alternatif untuk menambah uang kita selain yang bersumber dari orang tua jika memungkinkan.
5. Biasakan diri untuk tidak hidup secara bermewah-mewahan.
Itu semua merupakan lima hal pokok yang perlu kita cermati dalam mengelola keuangan pribadi kita agar kita tidak selalu dalam kondisi defisit di akhir bulan.
Tidak perlu harus memiliki sumber yang besar agar kita tidak mengalami defisit dalam pengelolaan uang kita, tetapi yang harus kita perlukan adalah bagaimana kita memiliki kemampuan manajerial uang yang baik agar dapat mencukupkan antara jumlah uang dengan berbagai kebutuhan hidup kita.
Sebagai anak kost, hehehee, tentunya uang yang diberikan orang tua untuk memenuhi semua kebutuhan hidup kita hampir bisa dikatakan tidak mungkin cukup bagi sebagaian kalangan, khususnya bagi mereka-mereka yang memang mendapat jatah uang yang sedikit.
Lalu, bagaimana solusinya ?
Konsepnya sangat sederhana, karena berapa pun uang yang kita miliki itu tidak akan berarti jika kita salah dalam mengelolanya. Yang dibutuhkan dalam memgelola uang persediaan bukanlah bagaimana kita bisa mendapatkan uang yang banyak untuk dapat kita manfaatkan, melainkan bagaiamana gaya hidup kita dalam menggunakan uang kita tersebut.
Semestinya, uang yang kita terima dari para orang tua kita haruslah benar-benar kita manfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan hidup kita, bukan sesuai dengan keinginan hidup kita. Menjadi anak kost seperti saya bukan lah sebuah tetap yang harus kita lakukan untuk selamanya, karena hidup anak kost seperti ini hanyalah sebuah transit sebelum kita merasakan hidup yang sebenar-benarnya hidup kita setelahnya. Yang kita perlukan hanyalah hidup untuk bertahan hidup, bukan hidup untuk mengembangkan hidup.
Selanjutnya, beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk lebih meningkatkan kualitas manajerial kita dalam mengelola keuangan pribadi kita (khususnya sebagai anak kost) seperti :
1. Biasakanlah untuk lebih rasional dalam mengutamakan kebutuhan daripada keinginan dalam hidup kita.
2. Gunakan uang kita hanya pada kebutuhan yang benar-benar kita perlukan.
3. Biasakan diri kita untuk menabung.
4. Cari sumber alternatif untuk menambah uang kita selain yang bersumber dari orang tua jika memungkinkan.
5. Biasakan diri untuk tidak hidup secara bermewah-mewahan.
Itu semua merupakan lima hal pokok yang perlu kita cermati dalam mengelola keuangan pribadi kita agar kita tidak selalu dalam kondisi defisit di akhir bulan.
Tidak perlu harus memiliki sumber yang besar agar kita tidak mengalami defisit dalam pengelolaan uang kita, tetapi yang harus kita perlukan adalah bagaimana kita memiliki kemampuan manajerial uang yang baik agar dapat mencukupkan antara jumlah uang dengan berbagai kebutuhan hidup kita.
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
· Berdasarkan Jumlah Klausa
· Tunggal
· Majemuk
· Berdasarkan Bentuk Sintaksis
· Deklaratif
· Imperatif
· Interogatif
· Eksklamatif
· Berdasarkan Kelengkapan Unsur-Unsurnya
· Kalimat lengkap
· Kalimat tak lengkap
· Berdasarkan Susunan S P
· Kalimat Biasa
· Kalimat Inversi
UNSUR-UNSUR KALIMAT :
1. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek. Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek
2. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
A. KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Contoh:
Guru bahasa Indonesia kami akan dikirim ke luar negeri.
Saya sedang mengikuti tes uji kompetensi guru.
Kalimat Tunggal
a. Macam-macam pola kalimat dasar (tunggal)
(1) Kalimat dasar berpola S P O K
(1a) Guru itu memperlakukan kami dengan baik.
(1b) Dina mengirimkan uang kepada orang tuanya.
(2) Kalimat dasar berpola S P O Pelengkap
(2a) Robertus mengirimi ibunya uang.
(2b) Siska mengambilkan adiknya air minum.
(3) Kalimat dasar berpola S P K
(3a) Peristiwa banjir terjadi di Medan.
(3b) Kami tinggal di Jakarta.
(4) Kalimat dasar berpola S P Pel
(4a) Pak Ferdinan menjadi ketua koperasi.
(4b) Pancasila merupakan dasar negara kita.
(5) Kalimat dasar berpola S P O
(5a) Andy membeli sepeda baru.
(5b) Kita memerangi kemiskinan.
(6) Kalimat dasar berpola S P
(6a) Dia seniman.
(6b) Bumi berputar.
b. Macam-macam tunggal berdasarkan bentuk predikatnya
1) Kalimat berpredikat Nominal
2) Kalimat berpredikat verbal
Kalimat Tak transitif
Dia biasa berjalan kaki.
Bu Camat sedang berbelanja.
Pak Hakim belum datang.
Kalimat Ekatransitif
Ima membeli buku.
Kalimat Dwitransitif
Ia sedang mencarikan pekerjaan untuk adiknya.
Saya mengira dia orang jawa.
Dia menugaskan pekerjaan itu kepada saya.
Ayah mengirimi kami uang tiap bulan.
3) Kalimat berpredikat adjektival
4) Kalimat berpredikat numeral
5) Kalimat berpredikat Frasa Preposisional
Kalmiat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas:
Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat. Kalimat majemuk semacam ini biasanya ditandai dengan kata penghubung: dan, lagi, atau, tetapi, melainkan, sedangkan.
Misalnya:
Saya berangkat ke sekolah, sedangkan ibu pergi ke pasar.
Kalimat di atas berpola S-P-K, S-P-K.
Kalimat majemuk setara yang hanya memiliki satu subjek atau satu predikat disebut kalimat majemuk rapatan.
Misalnya:
a) Adik memetik dan mengupas mangga itu.
b) Joko dan Aditiya sedang bermain catur.
Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang lazimnya disebut induk kalimat (klausa atasan), sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah kedudukannya, disebut anak kalimat (klausa bawahan). Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara induk kalimat dan anak kalimat.
Anak kalimat (klausa bawahan) dapat dibagi menjadi:
a) Anak kalimat yang menduduki fungsi utama kalimat, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:
1) Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek)
2) Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (anak kalimat predikat)
b) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat objek, misalnya:
Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)
c) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain. Misalnya:
1) Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)
2) Wanita itu guru yang mengajar di SMU 78. (anak kalimat keterangan predikat)
3) Ia telah memukul anak yang mencuri mangga. (anak kalimat keterangan objek)
4) Sebelum matahari terbit saya berangkat ke sekolah. (anak kalimat keterangan waktu)
5) Direktur perusahaan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangan sebab)
6) Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat akibat)
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Kalimat Korelatif
Kalimat korelatif adalah kalimat yang dihubungkan dengan konjungtor korelatif yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase, atau klausa.
Contoh konjungtor korelatif:
baik … maupun … sedemikian rupa … sehingga …
tidak hanya … , tetapi juga … apa (kah) … atau …
bukan hanya … , melainkan juga … entah … entah …
demikian … sehingga … jangankan … pun …
Contoh dalam kalimat:
· Baik saya maupun dia suka bekerja keras.
· Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh.
· Anak itu larinya demikian kencang sehingga sangat sukar untuk dikejar.
· Kita harus mengerjakannya sedemikian rupa sehingga hasilnya benar-benar baik.
· Apa (kah) Anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus.
· Entah disetujui entah tidak, kami akan mengusulkan proposal ini.
· Jangankan saya, teman dekatnya pun tidak diberi tahu.
B. KALIMAT KALIMAT SEDERHANA DAN KALIMAT KOMPLEKS
Kosasih :81
C. KALIMAT DASAR (KALIMAT INTI)
Kalimat dasar yakni kalimat yang tidak disertai unsur keterangan baik keterangan subjek, predikat ataupun objek. Kalimat dasar merupakan struktur yang paling pokok. Artinya struktur dasar meliputi unsur subjek, predikat atau dan objek serta pelengkap.
Contoh:
(1) Pencarian korban banjir di Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Sumatera Utara
masih terus berlanjut.
Apabila unsur keterangan ditiadakan pada contoh kalimat di atas akan tinggal unsur
pokok yang berupa kalimat pendek (lihat 1b).
(1a) Pencarian korban banjir masih terus berlanjut.
(1b) Pencarian berlanjut.
Jadi kalimat (1) apabila ditiadakan unsur keterangannya akan menjadi kalimat dasar yang berpola S, P. Demikian sebaliknya, dari kalimat dasar dapat diperluas dengan menambah unsur keterangan.
D. KALIMAT MINOR DAN MAYOR
Kalimat Minor
Kalimat minor ialah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Unsur pusat yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah, ataupun seruan.
misalnya:
a. Diam!
b. Ibu.
c. Pergi!
Kalimat Mayor
Kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti), misalnya:
a. Saya mengantuk.
b. Presiden berkunjung ke Australia.
c. Saya menonton film semalam.
Kalimat (a) terdiri dari dua unsur inti; kalimat (b) terdiri dari dua unsur inti, yakni:presiden, berkunjung, dan satu unsur tambahan, yaitu ke Australia; dan kalimat (c) terdiri atas dua unsur inti yakni: saya, menonton, dan dua unsur tambahan yaknifilm dan semalam.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
KALIMAT MINOR DAN MAYOR
1. Kalimat Minor
Kalimat minor ialah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti), misalnya:
a. Diam!
b. Ibu.
c. Pergi!
Sedangkan kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua
unsur pusat (inti), misalnya:
a. Saya mengantuk.
b. Presiden berkunjung ke Australia.
c. Saya menonton film semalam.
Kalimat (a) terdiri dari dua unsur inti; kalimat (b) terdiri dari dua unsur inti, yakni:
presiden, berkunjung, dan satu unsur tambahan, yaitu ke Australia; dan kalimat (c)
terdiri atas dua unsur inti yakni: saya, menonton, dan dua unsur tambahan yaknifilm
dan semalam.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Latihan dan Pembahasan
(1) Ibu : Bawa!
(2) Doni : Tidak mau!
(3) Ibu : Bawa!
(4) Doni : Nanti saja
(5) Ibu : Kamu membantah?
Kalimat mayor terdapat pada kalimat nomor ….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
Kunci : E
Pembahasan :
Jawaban e benar karena kalimat tersebut terdiri atas dua unsur inti, yakni kamu
(S), membantah (P).
Jawaban a salah karena hanya terdiri dari satu unsur inti, yakni bawa (P).
Jawaban b salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni tidak mau (P).
Jawaban c salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni bawa (P). Jawaban
d salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni nanti saja (K)
1. KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF
Kalimat Aktif
Kalimat aktif ialah kalimat yang subjeknya menjadi agens (pelaku), misalnya:
1) Petani sedang mencangkul sawah.
2) Aminah sedang membaca novel Raumanen.
Kalimat aktif dapat dibedakan menjadi: kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja transitif yakni yang menghendaki objek; sedangkan kalimat aktif intransitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif yakni yang tidak menghendaki
objek.
Misalnya:
1) Hamidah sedang mengerjakan soal-soal matematika. (aktif transitif)
2) Anisa menangis tersedu-sedu. (aktif intransitif)
Kalimat Pasif
Kalimat pasif ialah kalimat yang subjeknya menjadi patiens (penderita), misalnya:
1) Sawah sedang dicangkul petani.
2) Novel Raumanen sedang dibaca Aminah.
3) Mobil itu sudah saya cuci.
Selain menggunakan kata kerja berimbuhan di-, kalimat pasif juga dapat
menggunakan kata kerja berimbuhan ter- ke-an, dan bentuk diri (persona).
Misalnya:
1) Ibunya terpukul oleh kelakuan anaknya.
2) Saya kehilangan uang di kelas.
3) Buku itu sudah kubaca.
4) Pensilnya sudah dia ambil.
5) Coba kaulihat bunga ini.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Kalimat aktif merupakan kalimat dasar, sedangkan kalimat pasif merupakan kalimat ubahan dari kalimat aktif.
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh predikat.
Kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek)
Contoh:
(1) Dosen itu mengangkat seorang asisten baru.
(2) Saya harus menyelesaikan tugas ini.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat.
Contoh:
(1a) Seorang asisten baru diangkat oleh dosen itu.
(2a) Tugas ini harus saya selesaikan.
Pemasifan dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan dua cara: (1) menggunakan verba tanpa prefiks di – seperti contoh (2a)
Selain contoh (1a) dan (2a) di atas perhatikan contoh kalimat pasif berikut ini.
(3) Kaki saya tersandung batu.
(4) Mereka kedinginan dari tadi.
Pada kalimat (3) dan (4) subjeknya dikenai (sasaran) perbuatan yang dinyatakan
predikat. Kaki saya (kalimat 3) dan mereka (kalimat 4) subjeknya menjadi sasaran.
Latihan dan Pembahasan
Kemarin komputer itu sudah dia ambil.
Kalimat pasif di atas dapat diubah menjadi kalimat aktif, yakni …
a. Kemarin komputer itu sudah diambilnya.
b. Komputer itu sudah diambil dia kemarin.
c. Saya mengambil komputer itu kemarin.
d. Kemarin dia sudah mengambil komputer itu.
e. Komputer itu sudah diambilnya kemarin.
Kunci : D
Pembahasan :
Jawaban d benar karena subjeknya (S) sebagai agen (pelaku) dan predikatnya (P) berimbuhan me-. Jawaban a salah karena predikatnya berimbuhan di- (pasif). Jawaban b salah karena predikatnya berimbuhan di-. Jawaban c salah karena yang menjadi pelaku saya (seharusnya dia). Jawaban e salah karena predikatnya berimbuhan di-.
Penggunaan bentuk pasif yang tidak tepat terdapat pada kalimat …
a. Ia akan kerjakan tugas itu setelah makan.
b. Pelarian itu belum diketahui persembunyiannya.
c. Semua PR bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
d. Jangan kau biarkan mereka mencemarkan namamu.
e. Siapa yang bersalah akan diberi sanksi yang berat
Kunci : A
Pembahasan :
Seharusnya tugas itu akan dikerjakannya setelah makan.
Kalimat pasif terdapat pada …
Mira menangis tersedu-sedu.
Ia pernah melihat bibinya di kampung.
Ia sangat memerlukan uang hari ini.
Lina dijemput kakaknya setiap sore.
Mereka mendengar bunyi bel.
2. KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara langsung mengulang kembali perkataan orang lain.
Contoh : Ayah berkata,” Saya akan bertugas ke Bali.”
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang tidak secara langsung mengulang kembali perkataan orang lain.
Contoh : Ayah mengatakan bahwa dia akan bertugas ke Bali.
Perbedaan kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung sebagai berikut:
Kalimat langsung
Kalimat tidak langsung
1.
menggunakan tanda kutip
tidak menggunakan tanda kutip
2.
kata ganti kamu
Kata ganti saya atau aku
3.
kata ganti engkau
Kata ganti ia atau dia
4.
kata ganti saya atau aku
Kata ganti ia atau dia
5.
klitika – ku
klitika – nya
6.
kata ganti kita
Kata ganti mereka
7.
kata penunjuk itu
Kata penunjuk ini
8.
kata penunjuk ini
Kata penunjuk itu
9.
kata ganti ia, mereka
Kata ganti ia, mereka (tetap)
Kalimat langsung adalah kalimat yang mengulang kembali ujaran orang atau sumber lain. Sebaliknya, kalimat tak langsung adalah kalimat yang tidak menirukan atau mengulang apa yang diucapkan orang atau sumber lain itu.
Misalnya:
a. Ayah berkata,” Saya tidak senang melihat rambut gondrong.” (kalimat langsung)
b. Ayah mengatakan, bahwa ia tidak senang melihat rambut gondrong. (kalimat tak langsung)
Perbedaan antara kedua kalimat di atas tampak pada cara penulisannya. Kalimat langsung diapit oleh dua tanda petik, sedangkan kalimat tak langsung tidak diapit oleh tanda petik.
Sumber: Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA 1, A.S. Broto (ed.)
Latihan dan Pembahasan
1. Ibu menyuruhku, “Bawa kue ini ke warung!”
Kalimat tak langsung yang tepat berdasarkan kalimat langsung di atas adalah ….
a. Aku disuruh ibu membawa kue itu ke warung.
b. Ibu menyuruhku agar membawa kue itu ke warung.
c. Ibu menyuruhnya, agar membawa kue itu ke warung.
d. Disuruh ibu aku membawa kue itu ke warung.
e. Aku menyuruh ibu agar membawa kue itu ke warung.
Kunci : B
Pembahasan :
Jawaban b benar karena kalimat tersebut diungkapkan secara tidak langsung dan cirinya ada kata agar.
Jawaban a salah karena kalimat tersebut hanya berita biasa dan tidak ada kata
agar. Jawaban c salah karena klitik ku menjadi nya (menyuruhnya). Jawaban d
salah karena kalimat tersebut strukturnya tidak relevan dengan kalimat langsung
yang tersaji. Jawaban e salah karena tidak semakna dengan kalimat langsung yang
tersaji.
· Tunggal
· Majemuk
· Berdasarkan Bentuk Sintaksis
· Deklaratif
· Imperatif
· Interogatif
· Eksklamatif
· Berdasarkan Kelengkapan Unsur-Unsurnya
· Kalimat lengkap
· Kalimat tak lengkap
· Berdasarkan Susunan S P
· Kalimat Biasa
· Kalimat Inversi
UNSUR-UNSUR KALIMAT :
1. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek. Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek
2. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
A. KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Contoh:
Guru bahasa Indonesia kami akan dikirim ke luar negeri.
Saya sedang mengikuti tes uji kompetensi guru.
Kalimat Tunggal
a. Macam-macam pola kalimat dasar (tunggal)
(1) Kalimat dasar berpola S P O K
(1a) Guru itu memperlakukan kami dengan baik.
(1b) Dina mengirimkan uang kepada orang tuanya.
(2) Kalimat dasar berpola S P O Pelengkap
(2a) Robertus mengirimi ibunya uang.
(2b) Siska mengambilkan adiknya air minum.
(3) Kalimat dasar berpola S P K
(3a) Peristiwa banjir terjadi di Medan.
(3b) Kami tinggal di Jakarta.
(4) Kalimat dasar berpola S P Pel
(4a) Pak Ferdinan menjadi ketua koperasi.
(4b) Pancasila merupakan dasar negara kita.
(5) Kalimat dasar berpola S P O
(5a) Andy membeli sepeda baru.
(5b) Kita memerangi kemiskinan.
(6) Kalimat dasar berpola S P
(6a) Dia seniman.
(6b) Bumi berputar.
b. Macam-macam tunggal berdasarkan bentuk predikatnya
1) Kalimat berpredikat Nominal
2) Kalimat berpredikat verbal
Kalimat Tak transitif
Dia biasa berjalan kaki.
Bu Camat sedang berbelanja.
Pak Hakim belum datang.
Kalimat Ekatransitif
Ima membeli buku.
Kalimat Dwitransitif
Ia sedang mencarikan pekerjaan untuk adiknya.
Saya mengira dia orang jawa.
Dia menugaskan pekerjaan itu kepada saya.
Ayah mengirimi kami uang tiap bulan.
3) Kalimat berpredikat adjektival
4) Kalimat berpredikat numeral
5) Kalimat berpredikat Frasa Preposisional
Kalmiat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas:
Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat. Kalimat majemuk semacam ini biasanya ditandai dengan kata penghubung: dan, lagi, atau, tetapi, melainkan, sedangkan.
Misalnya:
Saya berangkat ke sekolah, sedangkan ibu pergi ke pasar.
Kalimat di atas berpola S-P-K, S-P-K.
Kalimat majemuk setara yang hanya memiliki satu subjek atau satu predikat disebut kalimat majemuk rapatan.
Misalnya:
a) Adik memetik dan mengupas mangga itu.
b) Joko dan Aditiya sedang bermain catur.
Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang lazimnya disebut induk kalimat (klausa atasan), sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah kedudukannya, disebut anak kalimat (klausa bawahan). Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara induk kalimat dan anak kalimat.
Anak kalimat (klausa bawahan) dapat dibagi menjadi:
a) Anak kalimat yang menduduki fungsi utama kalimat, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:
1) Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek)
2) Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (anak kalimat predikat)
b) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat objek, misalnya:
Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)
c) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain. Misalnya:
1) Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)
2) Wanita itu guru yang mengajar di SMU 78. (anak kalimat keterangan predikat)
3) Ia telah memukul anak yang mencuri mangga. (anak kalimat keterangan objek)
4) Sebelum matahari terbit saya berangkat ke sekolah. (anak kalimat keterangan waktu)
5) Direktur perusahaan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangan sebab)
6) Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat akibat)
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Kalimat Korelatif
Kalimat korelatif adalah kalimat yang dihubungkan dengan konjungtor korelatif yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase, atau klausa.
Contoh konjungtor korelatif:
baik … maupun … sedemikian rupa … sehingga …
tidak hanya … , tetapi juga … apa (kah) … atau …
bukan hanya … , melainkan juga … entah … entah …
demikian … sehingga … jangankan … pun …
Contoh dalam kalimat:
· Baik saya maupun dia suka bekerja keras.
· Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh.
· Anak itu larinya demikian kencang sehingga sangat sukar untuk dikejar.
· Kita harus mengerjakannya sedemikian rupa sehingga hasilnya benar-benar baik.
· Apa (kah) Anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus.
· Entah disetujui entah tidak, kami akan mengusulkan proposal ini.
· Jangankan saya, teman dekatnya pun tidak diberi tahu.
B. KALIMAT KALIMAT SEDERHANA DAN KALIMAT KOMPLEKS
Kosasih :81
C. KALIMAT DASAR (KALIMAT INTI)
Kalimat dasar yakni kalimat yang tidak disertai unsur keterangan baik keterangan subjek, predikat ataupun objek. Kalimat dasar merupakan struktur yang paling pokok. Artinya struktur dasar meliputi unsur subjek, predikat atau dan objek serta pelengkap.
Contoh:
(1) Pencarian korban banjir di Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Sumatera Utara
masih terus berlanjut.
Apabila unsur keterangan ditiadakan pada contoh kalimat di atas akan tinggal unsur
pokok yang berupa kalimat pendek (lihat 1b).
(1a) Pencarian korban banjir masih terus berlanjut.
(1b) Pencarian berlanjut.
Jadi kalimat (1) apabila ditiadakan unsur keterangannya akan menjadi kalimat dasar yang berpola S, P. Demikian sebaliknya, dari kalimat dasar dapat diperluas dengan menambah unsur keterangan.
D. KALIMAT MINOR DAN MAYOR
Kalimat Minor
Kalimat minor ialah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti). Unsur pusat yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah, ataupun seruan.
misalnya:
a. Diam!
b. Ibu.
c. Pergi!
Kalimat Mayor
Kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti), misalnya:
a. Saya mengantuk.
b. Presiden berkunjung ke Australia.
c. Saya menonton film semalam.
Kalimat (a) terdiri dari dua unsur inti; kalimat (b) terdiri dari dua unsur inti, yakni:presiden, berkunjung, dan satu unsur tambahan, yaitu ke Australia; dan kalimat (c) terdiri atas dua unsur inti yakni: saya, menonton, dan dua unsur tambahan yaknifilm dan semalam.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
KALIMAT MINOR DAN MAYOR
1. Kalimat Minor
Kalimat minor ialah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti), misalnya:
a. Diam!
b. Ibu.
c. Pergi!
Sedangkan kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua
unsur pusat (inti), misalnya:
a. Saya mengantuk.
b. Presiden berkunjung ke Australia.
c. Saya menonton film semalam.
Kalimat (a) terdiri dari dua unsur inti; kalimat (b) terdiri dari dua unsur inti, yakni:
presiden, berkunjung, dan satu unsur tambahan, yaitu ke Australia; dan kalimat (c)
terdiri atas dua unsur inti yakni: saya, menonton, dan dua unsur tambahan yaknifilm
dan semalam.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Latihan dan Pembahasan
(1) Ibu : Bawa!
(2) Doni : Tidak mau!
(3) Ibu : Bawa!
(4) Doni : Nanti saja
(5) Ibu : Kamu membantah?
Kalimat mayor terdapat pada kalimat nomor ….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
Kunci : E
Pembahasan :
Jawaban e benar karena kalimat tersebut terdiri atas dua unsur inti, yakni kamu
(S), membantah (P).
Jawaban a salah karena hanya terdiri dari satu unsur inti, yakni bawa (P).
Jawaban b salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni tidak mau (P).
Jawaban c salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni bawa (P). Jawaban
d salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni nanti saja (K)
1. KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF
Kalimat Aktif
Kalimat aktif ialah kalimat yang subjeknya menjadi agens (pelaku), misalnya:
1) Petani sedang mencangkul sawah.
2) Aminah sedang membaca novel Raumanen.
Kalimat aktif dapat dibedakan menjadi: kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja transitif yakni yang menghendaki objek; sedangkan kalimat aktif intransitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif yakni yang tidak menghendaki
objek.
Misalnya:
1) Hamidah sedang mengerjakan soal-soal matematika. (aktif transitif)
2) Anisa menangis tersedu-sedu. (aktif intransitif)
Kalimat Pasif
Kalimat pasif ialah kalimat yang subjeknya menjadi patiens (penderita), misalnya:
1) Sawah sedang dicangkul petani.
2) Novel Raumanen sedang dibaca Aminah.
3) Mobil itu sudah saya cuci.
Selain menggunakan kata kerja berimbuhan di-, kalimat pasif juga dapat
menggunakan kata kerja berimbuhan ter- ke-an, dan bentuk diri (persona).
Misalnya:
1) Ibunya terpukul oleh kelakuan anaknya.
2) Saya kehilangan uang di kelas.
3) Buku itu sudah kubaca.
4) Pensilnya sudah dia ambil.
5) Coba kaulihat bunga ini.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Kalimat aktif merupakan kalimat dasar, sedangkan kalimat pasif merupakan kalimat ubahan dari kalimat aktif.
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh predikat.
Kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek)
Contoh:
(1) Dosen itu mengangkat seorang asisten baru.
(2) Saya harus menyelesaikan tugas ini.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat.
Contoh:
(1a) Seorang asisten baru diangkat oleh dosen itu.
(2a) Tugas ini harus saya selesaikan.
Pemasifan dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan dua cara: (1) menggunakan verba tanpa prefiks di – seperti contoh (2a)
Selain contoh (1a) dan (2a) di atas perhatikan contoh kalimat pasif berikut ini.
(3) Kaki saya tersandung batu.
(4) Mereka kedinginan dari tadi.
Pada kalimat (3) dan (4) subjeknya dikenai (sasaran) perbuatan yang dinyatakan
predikat. Kaki saya (kalimat 3) dan mereka (kalimat 4) subjeknya menjadi sasaran.
Latihan dan Pembahasan
Kemarin komputer itu sudah dia ambil.
Kalimat pasif di atas dapat diubah menjadi kalimat aktif, yakni …
a. Kemarin komputer itu sudah diambilnya.
b. Komputer itu sudah diambil dia kemarin.
c. Saya mengambil komputer itu kemarin.
d. Kemarin dia sudah mengambil komputer itu.
e. Komputer itu sudah diambilnya kemarin.
Kunci : D
Pembahasan :
Jawaban d benar karena subjeknya (S) sebagai agen (pelaku) dan predikatnya (P) berimbuhan me-. Jawaban a salah karena predikatnya berimbuhan di- (pasif). Jawaban b salah karena predikatnya berimbuhan di-. Jawaban c salah karena yang menjadi pelaku saya (seharusnya dia). Jawaban e salah karena predikatnya berimbuhan di-.
Penggunaan bentuk pasif yang tidak tepat terdapat pada kalimat …
a. Ia akan kerjakan tugas itu setelah makan.
b. Pelarian itu belum diketahui persembunyiannya.
c. Semua PR bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
d. Jangan kau biarkan mereka mencemarkan namamu.
e. Siapa yang bersalah akan diberi sanksi yang berat
Kunci : A
Pembahasan :
Seharusnya tugas itu akan dikerjakannya setelah makan.
Kalimat pasif terdapat pada …
Mira menangis tersedu-sedu.
Ia pernah melihat bibinya di kampung.
Ia sangat memerlukan uang hari ini.
Lina dijemput kakaknya setiap sore.
Mereka mendengar bunyi bel.
2. KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara langsung mengulang kembali perkataan orang lain.
Contoh : Ayah berkata,” Saya akan bertugas ke Bali.”
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang tidak secara langsung mengulang kembali perkataan orang lain.
Contoh : Ayah mengatakan bahwa dia akan bertugas ke Bali.
Perbedaan kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung sebagai berikut:
Kalimat langsung
Kalimat tidak langsung
1.
menggunakan tanda kutip
tidak menggunakan tanda kutip
2.
kata ganti kamu
Kata ganti saya atau aku
3.
kata ganti engkau
Kata ganti ia atau dia
4.
kata ganti saya atau aku
Kata ganti ia atau dia
5.
klitika – ku
klitika – nya
6.
kata ganti kita
Kata ganti mereka
7.
kata penunjuk itu
Kata penunjuk ini
8.
kata penunjuk ini
Kata penunjuk itu
9.
kata ganti ia, mereka
Kata ganti ia, mereka (tetap)
Kalimat langsung adalah kalimat yang mengulang kembali ujaran orang atau sumber lain. Sebaliknya, kalimat tak langsung adalah kalimat yang tidak menirukan atau mengulang apa yang diucapkan orang atau sumber lain itu.
Misalnya:
a. Ayah berkata,” Saya tidak senang melihat rambut gondrong.” (kalimat langsung)
b. Ayah mengatakan, bahwa ia tidak senang melihat rambut gondrong. (kalimat tak langsung)
Perbedaan antara kedua kalimat di atas tampak pada cara penulisannya. Kalimat langsung diapit oleh dua tanda petik, sedangkan kalimat tak langsung tidak diapit oleh tanda petik.
Sumber: Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA 1, A.S. Broto (ed.)
Latihan dan Pembahasan
1. Ibu menyuruhku, “Bawa kue ini ke warung!”
Kalimat tak langsung yang tepat berdasarkan kalimat langsung di atas adalah ….
a. Aku disuruh ibu membawa kue itu ke warung.
b. Ibu menyuruhku agar membawa kue itu ke warung.
c. Ibu menyuruhnya, agar membawa kue itu ke warung.
d. Disuruh ibu aku membawa kue itu ke warung.
e. Aku menyuruh ibu agar membawa kue itu ke warung.
Kunci : B
Pembahasan :
Jawaban b benar karena kalimat tersebut diungkapkan secara tidak langsung dan cirinya ada kata agar.
Jawaban a salah karena kalimat tersebut hanya berita biasa dan tidak ada kata
agar. Jawaban c salah karena klitik ku menjadi nya (menyuruhnya). Jawaban d
salah karena kalimat tersebut strukturnya tidak relevan dengan kalimat langsung
yang tersaji. Jawaban e salah karena tidak semakna dengan kalimat langsung yang
tersaji.
sitem kebut semalam
SKS atau Sistem Kebut Semalam adalah sebuah sistem dimana kita belajar semalam suntuk buat menghadapi ujian besoknya. SKS sering menjadi alternatif utama para pelajar maupun mahasiswa ketika menghadapi ujian semester. Biasanya dilakukan oleh pelajar yang kurang memiliki minat belajar secara rutin. Mereka belajar hanya ketika mau ada ulangan atau ujian sekolah. Semalam suntuk berusaha mati-matin mempelajari materi yang berjubel banyaknya.
SKS ini ternyata tidak efektif untuk dilakukan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam kita harus mengingat semua materi. Riset mengatakan, mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak kita. Sejumlah studi telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu jauh lebih eferktif ketimbang menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar.
Gaya belajar kebut semalam membuat fungsi otak terganggu karena otak menjadi kelelahan dan tidak bisa menerima rangsangan dari luar. Hal ini karena jadwal otak yang harusnya istirahat tapi dipaksa semalaman untuk terus bekerja, padahal saat jadwalnya tidur otak mendapatkan protein untuk kinerjanya. Jika seseorang terus menerus belajar semalaman maka ia akan kurang tidur yang berdampak pada gangguan memori dan mengganggu kerja dari otak.
Kondisi otak yang kurang istirahat ini akan memberikan dampak buruk pada tubuh seperti cemas, gelisah, stres, kurang konsentrasi serta menurunkan sistem kekebalan tubuh. Gaya belajar seperti itu mungkin bukan yang terbaik untuk pelajar dan mahasiswa karena tidak memberikan manfaat bagi otak. Untuk itu seseorang harus mengubah cara belajarnya agar menjadi lebih efisien dan efektif. Salah satu cara terbaik dalam belajar adalah mengulang, mencicilnya sehingga tidak bertumpuk serta tidak menunda-nunda pelajaran.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar belajar lebih efektif yaitu:
1. Jika memiliki banyak aktivitas di luar, cobalah belajar mengelola waktu sehingga pendidikan tidak dikorbankan.
2. Cobalah untuk menulis kembali catatan dari kelas di rumah, hal ini akan membantu otak mengingat kembali pelajaran di kelas sehingga membuat otak lebih mudah menyimpannya sebagai memori.
3. Buatlah catatan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, catatan yang dimiliki tidak harus rapi tapi yang penting bisa dimengerti dengan baik.
4. Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran, cobalah untuk mengajukan pertanyaan di kelas dan membuat catatan.
5. Buatlah rangkuman mengenai hal-hal penting ke dalam catatan kecil setiap selesai satu bab pelajaran sehingga lebih mudah untuk dipelajari
6. Cobalah mengetes diri sendiri tentang materi-materi yang sudah dipelajari. Hal ini baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
SKS ini ternyata tidak efektif untuk dilakukan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam kita harus mengingat semua materi. Riset mengatakan, mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak kita. Sejumlah studi telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu jauh lebih eferktif ketimbang menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar.
Gaya belajar kebut semalam membuat fungsi otak terganggu karena otak menjadi kelelahan dan tidak bisa menerima rangsangan dari luar. Hal ini karena jadwal otak yang harusnya istirahat tapi dipaksa semalaman untuk terus bekerja, padahal saat jadwalnya tidur otak mendapatkan protein untuk kinerjanya. Jika seseorang terus menerus belajar semalaman maka ia akan kurang tidur yang berdampak pada gangguan memori dan mengganggu kerja dari otak.
Kondisi otak yang kurang istirahat ini akan memberikan dampak buruk pada tubuh seperti cemas, gelisah, stres, kurang konsentrasi serta menurunkan sistem kekebalan tubuh. Gaya belajar seperti itu mungkin bukan yang terbaik untuk pelajar dan mahasiswa karena tidak memberikan manfaat bagi otak. Untuk itu seseorang harus mengubah cara belajarnya agar menjadi lebih efisien dan efektif. Salah satu cara terbaik dalam belajar adalah mengulang, mencicilnya sehingga tidak bertumpuk serta tidak menunda-nunda pelajaran.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar belajar lebih efektif yaitu:
1. Jika memiliki banyak aktivitas di luar, cobalah belajar mengelola waktu sehingga pendidikan tidak dikorbankan.
2. Cobalah untuk menulis kembali catatan dari kelas di rumah, hal ini akan membantu otak mengingat kembali pelajaran di kelas sehingga membuat otak lebih mudah menyimpannya sebagai memori.
3. Buatlah catatan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, catatan yang dimiliki tidak harus rapi tapi yang penting bisa dimengerti dengan baik.
4. Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran, cobalah untuk mengajukan pertanyaan di kelas dan membuat catatan.
5. Buatlah rangkuman mengenai hal-hal penting ke dalam catatan kecil setiap selesai satu bab pelajaran sehingga lebih mudah untuk dipelajari
6. Cobalah mengetes diri sendiri tentang materi-materi yang sudah dipelajari. Hal ini baik untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
Langganan:
Postingan (Atom)